gaya belajar kinestetik

Politeknik, Model Kampus Paling Cocok buat Gaya Belajar Kinestetik

Setiap pelajar pasti memiliki gaya belajarnya sendiri terkait preferensi seperti apa metode yang membuatnya lebih mudah memahami suatu materi pembelajaran. Sayangnya, di Indonesia gaya belajar yang berbeda masih belum banyak diakomodasi oleh model pendidikan sekolah yang kebanyakan menyasar pada kemampuan penalaran secara ilmiah. Artikel kali ini akan membahas berbagai macam gaya belajar. Siapa tau, gaya belajar kinestetik cocok untuk kamu.

Indonesia hanya mengenal satu model pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Namun ketika sekolah menengah lanjutan, siswa dihadapkan pada dua model, yakni sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan yang berbasis vokasi. Sekolah menengah atas biasanya menggunakan metode belajar umum yang mengedepankan ilmiah dan penalaran. Sementara itu, sekolah berbasis vokasi lebih fokus pada pengembangan kemampuan siswa untuk lebih siap bekerja di bidang tertentu dengan mengedepankan praktik.

Kenali Perguruan Tinggi Vokasi yang Bisa Menjadi Alternatif

Universitas biasanya cocok untuk siswa atau calon mahasiswa yang suka mempelajari ilmu-ilmu terkait saintifik dan penalaran tinggi. Namun, bagaimana dengan lulusan sekolah berbasis vokasi? Tentunya ada beberapa model perguruan tinggi yang bisa menjadi alternatif studi lanjutan, salah satunya adalah politeknik. Politeknik adalah pendidikan tinggi berbasis vokasi. Keunikannya yaitu mengedepankan pengerjaan proyek nyata sebagai sarana pembelajaran mahasiswa. Sehingga, praktik lebih banyak dilakukan daripada aktivitas menghafal atau penalaran di kelas.

Meskipun begitu, apakah politeknik hanya cocok bagi lulusan sekolah berbasis vokasi saja? Jawabannya, tentu saja tidak. Mungkin Anda pernah mendengar mengenai gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Ketiga gaya belajar ini adalah model yang dipublikasikan oleh De Porter (2000) yang merepresentasikan gaya belajar siswa melalui apa yang mereka lihat, dengar, dan lakukan (lewat gerak/sentuhan).

Setiap siswa dan mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajarnya masing-masing untuk dapat lebih memahami pembelajaran. Walaupun ada beberapa ilmuan yang berpendapat bahwa model gaya belajar dari De Porter malah membatasi kemampuan siswa menyerap materi, tetapi studi yang dilakukan oleh Widayanti (2013) mengungkapkan bahwa mengetahui gaya belajar sangat penting untuk siswa dapat belajar dengan optimal. Oleh sebab itu, penting juga untuk memahami inti perbedaan dari setiap gaya belajar:

1. Gaya Belajar Visual

Fokus pada indera penglihatan untuk menyerap informasi dari objek seperti gambar, tulisan, warna, peta, diagram dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian mempercayainya.

2. Gaya Belajar Auditorial

Menekankan pada suara dibanding tulisan yang memberikan penekanan pada segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun yang diingat. Gaya pembelajar auditori lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan.

3. Gaya Belajar Kinestetik

Orang yang memakai gaya ini biasanya belajar dengan cara melakukan sesuatu atau terlibat langsung dengan sebuah persoalan. Mereka cenderung mampu memahami sesuatu dengan melakukan hal-hal dan menggunakan tubuh mereka untuk mengingat fakta, daripada mendengarkan ceramah atau membaca dari sebuah buku.

Berdasarkan hal tersebut, politeknik merupakan solusi alternatif bagi siswa maupun calon mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Hal ini sangat tepat jika dibandingkan kebanyakan sekolah menengah atas yang mengedepankan gaya belajar visual dan auditorial, sehingga siswa yang merasa kurang cocok dengan atmosfer belajar yang tidak sesuai dengan gaya belajarnya memang lebih baik mencari alternatif model perguruan tinggi.

Salah satu politeknik yang mengedepankan praktik hingga 70% dari kurikulumnya dan sangat cocok bagi calon mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik adalah Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP). Politeknik yang terletak di Kawasan Gading Serpong, Tangerang ini menghadirkan tiga program studi atau jurusan yang sangat mendukung gaya belajar yang berbeda-beda, yakni:

  1. Jurusan Event Management

    Bagi siswa yang suka menjadi panitia kegiatan/acara baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Tentu sangat cocok karena materi perkuliahan disampaikan secara umum dan lebih banyak praktik untuk terjun menangani proyek event yang diselenggarakan dari kerja sama dengan event organizer ternama seperti konser music K-Pop maupun Turnamen E-Sports.

  2. Jurusan Digital Animation
    Bagi siswa yang suka menikmati atau menghasilkan karya animasi baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. Relevan dengan kebutuhan industri animasi saat ini yang sedang berkembang pesat. Saat berkuliah pun praktiknya mengerjakan proyek-proyek dari studio bertaraf nasional hingga internasional yang bekerja sama dengan MNP.
  3. Jurusan E-Commerce Logistics
    Bagi siswa yang
    tech savvy, suka dengan manajemen bisnis sekaligus menjalankannya secara teknis. Industri E-Commerce Logistics yang pertumbuhannya sangat masif di seluruh dunia akan mempengaruhi cara pengajaran yang kontekstual di jurusan ini. Kemampuan yang dibutuhkan akan diasah melalui praktik pembuatan aplikasi e-commerce maupun logistik sehingga bisa menghasilkan sistem yang lebih efektif dan efisien.

Tertarik untuk belajar di politeknik? MNP menghadirkan Immersive Learning Experience.  yang bisa membantu mahasiswa lebih mudah dalam belajar dan menjadi profesional bahkan sebelum lulus kuliah. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran kuliah maupun program beasiswa, segera jelajahi website MNP!

Menu