Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) memfasilitasi para orang tua untuk dapat melihat bakat dan potensi anak-anak mereka sedini mungkin. Berdasarkan survei daring yang dilakukan oleh Lazada dan Babyologist pada 2022, 41% orang tua mengakui belum mendeteksi potensi minat dan bakat anak. Sedangkan 61% lainnya menyatakan secara aktif mencari informasi dari para ahli melalui parenting, media sosial, maupun sumber lainnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk menghadapi tantangan dalam menghadapi potensi serta minat dan bakat anak.
Menyadari hal tersebut, MNP menghadirkan webinar “Understand Your Children’s Gift” untuk mendalami potensi anak secara mendasar pada 4 September 2023. Narasumber yang dihadirkan sudah ahli di bidangnya yakni Ani Fegda selaku Psikolog & Founder dari Esensi Consultant. Tak sendirian, Ani didampingi oleh Ning Nathan selaku ADHD Self Mastery Coach dan Farah selaku moderator.
Menolong Anak untuk Hidup atau Kehidupan?
Sebagai pengantar, Ani dan Ning memberikan pemahaman sederhana mengenai perbedaan upaya orang tua dalam proses menolong anak. Baik menolong mereka untuk hidup dengan upaya orang tua maupun proses menolong anak untuk kehidupan.
Upaya orang tua dalam proses menolong anak untuk kehidupan ini menjadi upaya serta proses yang ideal dan seharusnya dapat diterapkan oleh ayah dan ibu masa kini. Menolong anak untuk kehidupan dapat diartikan sebagai proses orang tua untuk dapat membantu anak mengeksplorasi dan mendalami bakatnya.
Selain itu dapat memahami kekurangan anak, dan membantunya dalam pembentukkan personal branding selama di rumah maupun di kehidupan sosial. Peranan orang tua untuk dapat mengeksplorasi diri di rumah menjadi modal anak untuk dapat mengasah soft skill lebih tajam.
Ning memperjelas dengan menggambarkan proses eksplorasi anak dengan Framework 3E. Akan ada proses diskusi yang mendalam dengan memisahkan ekspektasi anak dan ekspektasi mama papanya.
“Sebagai orang tua diharapkan peka akan bakat anak sehingga orang tua dapat mencari dan menuntun anak untuk melanjutkan bakat. Hingga bisa mengembangkannya dengan lebih baik pada institusi yang sesuai dengan minat dan bakatnya,” ujar Ning.
Keyakinan para orang tua untuk memberikan ruang pada anak untuk memperoleh lebih banyak praktik dan banyak pengalaman dari bakat juga akan cenderung membawa hasil. Dukungan dari mama papanya juga menjadi penentu anak dalam mengembangkan bakatnya dengan lebih baik.
“Walaupun bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir akan tetapi jika bakat ini tidak diasah tetap akan menjadi sia-sia. Alternatif meyakinkan bakat anak akan membawa peluang dapat dibuktikan dengan mengikuti tes bakat (aptitude test),” tambah Ani.
Keterampilan Anak Hanya Satu Jadi Tantangan Orang Tua?
Tidak hanya memberikan dukungan atas keterampilan anak sesuai bakat, eksplorasi akan minat yang lainnya diperlukan untuk melihat peluang dalam pengembangan keterampilan anak. Dalam teori dijelaskan empat skill yang diperlihatkan seperti I-Shaped, T-Shaped, Pi-Shaped, dan Comb-Shaped. Teori ini juga dapat menjadi acuan untuk berkembang secara dinamis untuk mengatasi tantangan baru dan masa kini.
Ani menyampaikan bahwa I-Shaped sudah cukup kuno sehingga kurang cocok diaplikasikan untuk era sekarang. Hal ini karena fokusnya hanya dalam satu bidang sehingga diharapkan untuk era sekarang diperlukan keterampilan lebih dari satu. Kemampuan tersebut terdiri dari kemampuan general atau pengetahuan dasar dan satu keterampilan mendalam. Pada teori, masuk dalam kategori T-Shaped, Pi-Shaped, dan Comb-Shaped.
Dalam pengembangan minat lainnya, para orang tua dapat mengetahui bagaimana mempersiapkan karir anak melalui workshop yang akan diadakan di MNP. Selain itu juga akan diadakan tes minat bakat yang dipersiapkan dan dinilai oleh para ahli, khususnya psikolog untuk keakuratan data. Dapatkan informasi yang lebih lengkap terkait jadwal workshop “How to Prepare My Career” melalui Instagram @multimedianusantarapolytechnic atau daftar melalui msha.ke/parenteens