kuatkan pendidikan vokasi

Politeknik Internasional Bali Kunjungi MNP untuk Menguatkan Pendidikan Vokasi di Jurusan Event Management

Meskipun baru berdiri selama satu tahun, Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) telah menjadi salah satu acuan bagi institusi pendidikan tinggi vokasi. Salah satu institusi yang melakukan benchmarking melalui kunjungan ke MNP adalah Politeknik Internasional Bali (PIB). Politeknik yang berlokasi di Kabupaten Tabanan, Bali ini mengunjungi MNP pada 6 Januari 2023. Kunjungan ini juga menjadi bentuk upaya menguatkan pendidikan vokasi, khususnya pada jurusan Event Management.

Ketua Program Studi Pengelolaan Konvensi dan Peristiwa atau Jurusan Event Management, Ganang Adityo Prakoso mewakili PIB pada kunjungan kali ini. Salah satu hal yang membawanya ke sini adalah kesamaan yang dimiliki antara PIB dan MNP, yakni mahasiswa-mahasiswinya berasal dari beragam daerah di nusantara. Selain itu, Ganang mengatakan bahwa ada beberapa hal juga yang menjadi perbedaan sehingga bisa saling bertukar pikiran.

“Jurusan Event Management di PIB mengedepankan Tourismpreneurship, ada hingga 3 mata kuliah ini di tahun pertama dan kedua. PIB menjadikan Tourismpreneurship sebagai faktor pembeda karena pariwisata di Bali merupakan leading sector yang bisa membuat wirausahawan di bidang ini cukup menjamur, mulai dari UMKM hingga usaha berskala besar,” ungkap Ganang.

Menguatkan Pendidikan Vokasi di Jurusan Event Management dengan Melihat Karakteristik Event di Bali dan Jabodetabek

kuatkan pendidikan vokasi

Ganang menambahkan, di Bali lebih banyak event diselenggarakan di akhir tahun, sehingga kesempatan mahasiswa untuk magang terbatas. “Jadi magang dilakukan di setiap akhir tahun sebanyak dua kali hanya pada semester genap. Untuk itu, kami juga mendorong kerja sama dengan organisasi internasional agar bisa melakukan placement mahasiswa ke luar negeri hingga ke Amerika Serikat & Dubai Expo,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Program Studi Event Management MNP, Eko Prabowo. Ia mengungkapkan mengenai Bali yang menjadi kota bagi penyelenggaraan “Meeting, Incentives, Conference & Exhibition (MICE).

“Tapi yang kurang banyak penyelenggaraannya di Bali adalah exhibition. Sementara di Jabodetabek kuatnya di exhibition tapi lemah di incentive trip. Dari situ saja kita bisa saling memperkuat satu sama lain. Di Tangerang bahkan punya venue pamaeran terbesar di Indonesia yang lokasinya hanya 10 menit dari Kampus MNP, ICE BSD. Masih banyak lagi yang sangat besar seperti JCC dan JIExpo di Jakarta, maupun SICC di Bogor,” jelas Eko.

Metode Kuliah Praktik Menjadi Backbone dari Pendidikan Tinggi Vokasi

kuatkan pendidikan vokasi

PIB memiliki lahan yang sangat luas di Bali, sekitar 15 hektar sehingga banyak aktivitas pendukung pembelajaran dan praktik yang bisa dioptimasi menggunakan bagian dari lahannya. Hal ini juga cukup menginspirasi MNP yang juga memiliki lahan yang luas namun baru satu dari banyak gedung yang direncanakan akan dibangun di masa depan.

“Optimasi lahan kampus sebagai event venue mulai dari acara internal seperti dies natalis hingga menjadi tempat wedding dan gathering. Komposisi dosen akademisi dan praktisi di PIB juga sudah 50:50, karena proses pembelajaran di kelas membutuhkan dosen praktisi untuk berbagi pengalaman mereka sekaligus link ke industri agar mahasiswa bisa lebih banyak melakukan praktik atau bahkan membawa event yang diselenggarakan perusahaan ke PIB,” tutur Ganang.

Pada kunjungan benchmarking ini, Wakil Direktur MNP, Dessy Novita Lengkey turut hadir dan memberikan insight sebagai bahan diskusi. Selain memperkenalkan MNP dan pencapaiannya dalam setahun terakhir, ia juga membuka peluang kerja sama yang lebih jauh dengan PIB.

“Pembelajaran melalui praktik adalah tulang punggung dari pendidikan tinggi vokasi. Hubungan yang intens dengan industri menjadi suatu keharusan agar Project Based Learning dapat dilakukan dalam setiap proses belajar mengajar. MNP, selalu follow the industry, follow the technology. Hal ini juga yang membuat MNP berbeda dengan politeknik lainnya, karena meskipun jurusan kuliah yang ada berkiblat pada industri kreatif, penguatan pada penggunaan teknologi justru sangat dikedepankan di sini,” papar Dessy.

“Nah, apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari masing-masing institusi, bisa kita saling melengkapi. Mungkin bisa kita mulai dengan pertukaran dosen untuk perkuliahan. Misalnya ada nama mata kuliahnya sama, tetapi experience-nya berbeda. Sehingga engage di pertukaran dosen terlebih dahulu bisa diinisasi dalam kerja sama kita di awal ini,” tutup Dessy. 

Temukan berbagai informasi menarik seputar kami yang bisa diakses pada website MNP. Kamu juga bisa mengunjungi halaman News dan Feature pada website kami untuk menyimak berbagai artikel menarik lainnya.

Menu